Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 49



Hari-hari setelah perceraian tidak sesedih yang dibayangkan Selena. Olga menemaninya beristirahat di rumah selama beberapa hari, menyiapkan berbagai makanan untuk memenuhi nutrisi tubuhnya Wajah Selena yang lebih berisi menunjukkan tubuhnya sudah mulai pulih.

Efek dari kemoterapi semakin sedikit. Meskipun tidak bisa kembali ke kondisi awal, tapi setidaknya Selena tidak mudah pingsan.

Luka di lengan Selena juga sudah mulai menutup dan membekas. Rambutnya juga sudah tidak terlalu rontok, semuanya tampak berjalan ke arah yang lebih baik.

Dalam hati Olga dia juga merasa sangat senang. Olga sudah beberapa hari tidur dengan Selena, dia sudah tidak lagi meringkuk di tempat tidur bayi. Olga percaya Selena bisa bangkit lagi.

Melihat Selena perlahan pulih, Olga menyarankan, “Ketua kelas mengadakan reuni nih. Kita ‘kan tidak melakukan apa—apa, bagaimana kalau kita ikut reuni saja?”

Aku Selena awalnya ingin menolak, tapi Olga langsung memotong.

“Sebagian besar teman sekelas kita punya karier yang bagus. Apa kamu ga ingin mencari dokter yang lebih baik? Mungkin teman sekelas kita punya koneksi di bidang tersebut?”

“Lagipula kamu selalu bilang waktumu tidak banyak lagi, jadi seharusnya kamu menghabiskan waktumu di luar, bukannya di rumah saja.”

Melihat ekspresi canggung Selena, Olga segera mengerti apa yang dia pikirkan. Di masa lalu, Selena bukan hanya berasal dari keluarga kaya, tapi juga murid yang disukai oleh para guru dan

memiliki masa depan cerah.

Dibandingkan dengan teman sekelasnya, Selena benar—benar tidak berdaya sekarang. Keluarga Bennett sudah bangkrut, dia juga belum sempat menyelesaikan studinya.

“Kamu malu, ya? Aku saja tidak malu berhenti kuliah kedokteran dan jadi sales, jadi apa yang kamu takutkan? Setidaknya kamu masih kaya raya. Ah, aku lupa, pria brengsek itu juga memberimu saham perusahaan ‘kan?”

Ada banyak klausul dalam perjanjian perceraian. Dari segi keuangan, Harvey dianggap cukup dermawan Meskipun tidak sampai setengah dari kekayaan Harvey, tapi yang diberikan Harvey tidak akan bisa dihabiskan Selena. Setiap tahun dividen saham Grup Irwin mencapai triliunan.

Belum lagi real estat lainnya. Entah apakah untuk menebus kesalahan atau untuk sepenuhnya berpisah dari Selena, setidaknya dalam hal ini, Harvey bukanlah bajingan.

Selena benar-benar tidak tahan dengan permintaan Olga, jadi dia menyetujuinya. Melihat berita tentang pertunangan CEO Perusahaan Irwin berseliweran di Internet membuat

Selena merasa perkataan Olga tidak ada salahnya. Tidak peduli berapa lama lagi waktu yang tersisa, Selena tidak bisa diam saja di rumah.Please check at N/ôvel(D)rama.Org.

“Oke.”

“Nah, begitu dong! Dulu banyak mahasiswa yang menyukaimu. Siapa tahu ada laki-laki yang masih menyimpan rasa padamu, kamu harus mengambil kesempatan itu, jangan buang waktu selagi masih muda.”

Selena tiba—tiba teringat seseorang, lalu bertanya, “Apakah Felix datang ke acara reuni?”

“Tentu saja. Tapi Felix... walaupun dia baik, tapi penampilannya berantakan. Kamu tidak

masalah?”

Selena menggelengkan kepalanya. “Bukan begitu, aku dengar—dengar dia mewarisi kekayaan ayahnya setelah lulus dan sangat berhasil di bidang pemakaman. Karena kita teman sekelas, seharusnya tidak masalah kalau memintanya untuk mencarikan tempat, ‘kan?”

Selena berbicara dengan sangat tenang, tapi maknanya sangat berbeda di telinga Olga. Dia merasa kesal dan berkata, “Cuih, jangan ucapkan kata-kata sial seperti itu.

Selena memegang tangan Olga dengan lembut dan menjelaskan, “Olga, kenyataannya memang seperti ini. Kamu harus berusaha menerima bahwa suatu saat manusia pasti akan meninggal.*


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.